Glamour: Musik Indonesia Terbelakang!

 by. djoko moernantyo

TERKEJUT saya mendengar Ongko [gitar] menyebut musik Indonesia terbelakang. Sebuah pernyataan berani yang pernah dilontarkan musisi. Nah, sebelum ‘disumpahserapahi’ musisi lain yang mungkin tidak terima, bersama Riffy [vokal] pasangan duonya di Glamour, Ongko mencoba mempertanggungjawabkan pernyataannya ketika ngobrol dengan SoundUp, sebelum tampil di SoundUp eX-Hype! April 2011.

Rock dengan sentilan blues yang pekat, menjadi acuan bermusik Glamour. Buat industri, ini pilihan nekat?
Mungkin memang nekat. Karena pilihan kita adalah Ingin mendunia. Artinya, kita ingin musik Indonesia bisa memberikan geliat baru yang tidak biasa-biasa saja. Bisa lebih kaya secara musikalitas dan punya karakter yang tegas dan jelas.

Jawab jujur, Glamour ingin popular nggak sih?
Keinginan itu ada pasti. Tapi kalau kemudian untuk mencapai popular itu kita harus sama saja dengan musik lain yang ada, ya artinya kita tidak eksplorasi diri kita dengan lebih baik dong?

Menurut Glamour, pencapaian apa sih yang sudah kalian raih sampai saat ini?
Sebenarnya kita belum bisa disebut di puncak ya. Karena kita sampai sekarang masih berjuang untuk musik yang lebih baik. Tapi kalau bicara tawaran, Glamour sempat diajak untuk main di acara blues internasional di Barcelona Spanyol. Meski sampai saat ini masih sekadar omongan dari sana ya.

Glamour tampaknya terluka dengan kondisi musik Indonesia. Bagaimana sih kalian melihat industrinya?
Kita harus katakan kalau musik Indonesia sekarang ini terbelakang!

Heh? Serius? Maksud terbelakang versi kalian apa, bukannya sekarang malah sudah jadi tuan rumah di negara sendiri?
Terbelakang menurut kita, karena kupingnya tidak mau berkembang dan hanya mau mendengar musik yang itu-itu saja. Mereka seperti tidak merelakan kupingnya untuk menerima eksplorasi musikal yang berbeda. Kalau sudah itu, ya ituuuu terus. Kita maunya, industri juga mencekoki masyarakat dengan musik yang berkualitas dan beragam.

Tapi single kalian ‘Aku’ kan pop dan sangat industrial. Kalian menjadi terbelakang juga dong?
Kita lebih merasakannya sebagai jiwa. Dari menyanyikannya saja, Riffy mencoba untuk menemukan chemisitry dengan dirinya sendiri. Jadi, meski lagu itu pop, tapi percayalah, kami membawakannya dengan hati.

Gagal dengan ekspektasi, jadi ketakutan Glamour nggak sih?
Tidak. Glamour akan tetap ada sampai kapan pun. Karena kami bermusik tidak hanya dengan alat, tapi juga dengan jiwa yang tidak bakal mati.

Kalau ada materi album, kira-kira benang merahnya seperti apa?
Kita menyebutnya techno, party dan rock!

Sumber: AirPutihku