mau band kamu ada disini? atau lagumu dishare disini? GRATIS....!!! buat anak band yang dah punya lagu sendiri n pengen dishare ke temen-temen laen, disini tempatnya...

ikuti aturan mainnya:
1. kirimkan lagu jadi dengan audio mixing yang normal dilengkapi dengan profil band via email ke: deditsabit@gmail.com
2. beri judul emailnya dengan nama "BAND"
3. konfirmasikan pengiriman via chatbox yang tersedia di sebelah kiri
4. ditunggu hingga proses penyuntingan selesai untuk diluncurkan...

jika ada perubahan dengan lagu, data atau lagunya tidak ingin dipublikasikan di blog ini lagi, segera hubungi admin, atas kerjasamanya kami sampaikan terima kasih dan salam tiga jari untuk mengharumkan citra musik Indonesia...

Photobucket

Post

Sheila on 7: Kami Bukan Band Terombang-Ambing!

Oleh: Djoko Moernantyo




Di ranah musik pop,  Sheila on 7 sudah bisa disebut panutan. Tidak lebay, karena band asal Jogjakarta ini punya napas panjang di industri musik Indonesia yang naik turun ini. Album terbarunya Berlayar, lebih mengandung makna bertahannya mereka dengan arah angin yang kerap mengombang-ambingkan.  DUTA [vokal],  Eross [gitar],  Brian [drum] dan Adam [bass] punya penjelasan soal album yang disebut-sebut back to basic ini. Saya mengulik pemikiran dibalik lahirnya album dan bertahannya mereka di industri musik.


Setelah sempat kuat dengan kata-kata yang puitis, belakangan lirik kalian mulai jadi biasa-biasa saja. Ada degradasi lirik tampaknya?


Kalau kita sih melihatnya proses kematangan bermusik saja. Selama 15 tahun berkarir, kita sudah melewati banyak hal. Perkembangan musikalitas kita pun bermacam-macam termasuk lirikalnya. Kalau dibilang degradasi sebenarnya tidak juga, kita menyesuaikan dengan kondisi ketika kita membuat lagu ini. Selama proses recording banyak hal yang mempengaruhi emosi kita, seperti pergantian manajemen, kemudian juga kejadian meletusnya gunung Merapi. Itu semua secara emosional ikut memberi ruh ke karya kita.


Kekuatiran apa sih yang paling kalian rasakan ketika merilis album ini. Masih ingin jadi besar seperti beberapa tahun lalu?


Kekuatiran terbesar adalah kita tidak bisa berkarya lagi. Yang kita pertahankan adalah spirit bermusik dan berkarya. Kita mungkin sudah ngeband 15 tahun, tapi kita tetap ingin punya semangat seperti anak umur 15 tahun juga. Lagu-lagunya juga ajakan untuk tetap berdiri tegak dan optimis. Perhatikan deh lirik lagu ‘Pasti Kubisa’.

Di album Berlayar ini, saya perhatikan semua personil sudah mulai membuat lagu, tidak tergantung kepada Eross saja. Memang sudah waktunya, atau jangan-jangan Eross lagi stagnan nih?



Nggak juga kok. Dari dulu sebenarnya, semua personil sudah membuat lagu. Tapi memang kebutuhan waktu itu, lebih diakomodir oleh lagu-lagu Eross. Sekarang kita makin berani mengeksplorasi sound-sound yang lebih tebal, ngeblues dan rock n’roll. Intinya, sekarang kita mainkan musik yang kita maui dan suka, tapi seru dan fresh kok. Sebenarnya, kemapanan kan sudah kalian dapat sebagai musisi.


Lalu apa target kalian sekarang setiap buat album baru lagi?


Kita selalu punya mimpi sama seperti ketika pertama kali datang ke Jakarta. Jadi, lagu atau album yang dibuat, kita asumsikan dengan mimpi yang pertama kali kita kejar. Karya kita dinikmati orang, memberi inspirasi dan punya kekuatan mempengaruhi. Kita juga ingin selalu bisa memberi warna di musik Indonesia. Kita tak mau jadi band yang terombang-ambing.

*wawancara ini sudah dimuat di rubrik An Evening With Majalah  SoundUp Edisi Juni 2011


Sumber: AirPutihku

cek band/ daerahmu disini:

bali, bandung, bogor, bojonegoro, depok, jakarta, jember, kudus, lumajang, makassar, malang, pamekasan, probolinggo, purwokerto, semarang, situbondo, sumenep, surabaya, tangerang, dll.
supported by deditsabit