mau band kamu ada disini? atau lagumu dishare disini? GRATIS....!!! buat anak band yang dah punya lagu sendiri n pengen dishare ke temen-temen laen, disini tempatnya...

ikuti aturan mainnya:
1. kirimkan lagu jadi dengan audio mixing yang normal dilengkapi dengan profil band via email ke: deditsabit@gmail.com
2. beri judul emailnya dengan nama "BAND"
3. konfirmasikan pengiriman via chatbox yang tersedia di sebelah kiri
4. ditunggu hingga proses penyuntingan selesai untuk diluncurkan...

jika ada perubahan dengan lagu, data atau lagunya tidak ingin dipublikasikan di blog ini lagi, segera hubungi admin, atas kerjasamanya kami sampaikan terima kasih dan salam tiga jari untuk mengharumkan citra musik Indonesia...

Photobucket

Post

Band-Band Metal = Dutabesar Humanisme?

Oleh: Djoko Moernantyo


APA konotasi yang muncul ketika seseorang bicara soal musik metal? Keras, sangar, protes dan kerusuhan. Wajarlah, karena personil band metal muncul dalam personifikasi dan visual yang ada di gambaran tentang “kesangaran” yang sudah disebut di atas.

Tapi bukan persoalan keras dan sangat itu yang menarik, meski musikalitas yang dimiliki band-band metal cukup mumpuni, tapi metal sebenarnya cukup kuat sebagai “messenger” di ranah musik dunia. Mereka, para punggawa metal ini, punya kesan bisa punya kesan bersahaja yang kuat. Kalau dalam bahasa advertising, dikenal dengan kesan pertama. Kenapa? Contohnya Burgerkill, dedengkot horok-horok asal Ujungberaung Bandung.

Mereka membawa kesan kelembutan dan kesederhanaan. Imej yang tentu saja berbeda dengan yang mereka tampilkan di panggung. Palsu [fake] atau bersembunyi dari hakikat humanismenya? Dari banyak lirik lagunya, BurgerKill adalah band dengan kadar humanisme yang kuat.
Kita sering bersinggungan dengan keraguan negative itu. Keraguan ini dihasilkan oleh tidak adanya beberapa alasan pro dan kontra terhadap pernyataan dan tindakan tertentu. Sebenarnya, ini lebih baik dilukiskan sebagai ketidaktahuan. Kekosongan kita tentang ‘manajerial hidup’ band bernama BurgerKill ini.

BK mematahkan anggapan rock-star  yang makin menjadi raja. Mereka melakukan delibrasi  [pertimbangan] bukan untuk berada pada ranah yang susah disentuh, tapi justru memilih berpihak pada volisi [sebuah upaya yang dibuat dengan sengaja dan komitmen untuk membuat pilihan dan tindakan itu menjadi suatu realitas.

Tak hanya BK, pernah ada Lamb of God, Dragon Force dan Kreator, tapi ada juga Seringai atau Jeruji atau Divine.  Mereka tak cuma jadi  anak band yang berwarta lewat lagu dan lirik, tapi juga humble saat turun panggung dan jadi manusia biasa. Mereka tak  jadi “tuhan” yang kasak-kusuk soal pietas,  mendorong segala sesuatunya dengan alasan moral semata.  Tapi sebenarnya utopis dan phantasia, khayalan belaka.

Metal dan punggawa-pungawanya berada di alur philia atau daya tarik untuk perubahan…

Sumber: AirPutihku

cek band/ daerahmu disini:

bali, bandung, bogor, bojonegoro, depok, jakarta, jember, kudus, lumajang, makassar, malang, pamekasan, probolinggo, purwokerto, semarang, situbondo, sumenep, surabaya, tangerang, dll.
supported by deditsabit