mau band kamu ada disini? atau lagumu dishare disini? GRATIS....!!! buat anak band yang dah punya lagu sendiri n pengen dishare ke temen-temen laen, disini tempatnya...

ikuti aturan mainnya:
1. kirimkan lagu jadi dengan audio mixing yang normal dilengkapi dengan profil band via email ke: deditsabit@gmail.com
2. beri judul emailnya dengan nama "BAND"
3. konfirmasikan pengiriman via chatbox yang tersedia di sebelah kiri
4. ditunggu hingga proses penyuntingan selesai untuk diluncurkan...

jika ada perubahan dengan lagu, data atau lagunya tidak ingin dipublikasikan di blog ini lagi, segera hubungi admin, atas kerjasamanya kami sampaikan terima kasih dan salam tiga jari untuk mengharumkan citra musik Indonesia...

Photobucket

Post

Hayuuuk, Menulis Musik Dengan Cerdas!

Oleh: Djoko Moernantyo

MENJADI pendengar musik yang baik dan benar, tak harus menjadi musisi atau apapun pekerjaan yang berhubungan dengab musik. Melibatkan emosi jiwa dan kepekaan dalam menilai dan mendengar satu lagu, lebih akan membantu mendapatkan rasa dari lagu itu. Mungkin bisa membuat kita merasa kasihan, terharu, gembira, atau mencak-mencak malahan.

Kalau di panggung, kita bisa mendapatkan gambaran utuh dari sosok penyanyi dan lagunya.  Komposer sebenarnya ketika menciptakan lagu, sama dengan menciptakan karakter dan mengembangkan tema yang dimaui. Semakin kita –wartawan musik—mengerti dan makin sadar tentang pemahaman menangani artis, dan bahan membuat lagu, hingga karya itu tercipta, kita bisa jadi pendengar yang cerdas.

Beberapa hal yang perlu diperhatikan ketika mencoba mengerti tentang musik dan komposisinya adalah:

a. media, yaitu  apa-apa yang menghasilkan suara: apakah instrumen, apakah ansambel, dan sebagainya.
b. kualitas suara yang dihasilkan dalam hal nada, kerapihan komposisi, efek khusus, dan output aransemen.
c. dinamika atau intensitas suara, dalam hal kenyaringan, keseragaman, dan perubahan dinamika.

Mengolah perasaan dan jiwa kita, supaya menemukan sinergi dalam musik yang kita simak dan lagu yang kita dengarkan, bukan perkara mudah. Karena itu hubungannya dengan kesukaan kita pada musik. Kalau kamu tidak suka musik, agak sulit –meski bukan tidak mungkin—untuk membangkitkan suara hati dan perasaan kita.

Apa sih yang sebenarnya bisa kita munculkan ketika sudah mempunya suara hati dan emosi jiwa terhadap sebuah lagu? Perhatikan dengan seksama.

a. Kita bisa menemukan “titik” atau satu bagian yang dapat menyuarakan kegelisahan atau nervousness.
b. Kita bisa merasakan aura kegelapan dan kesedihan dengan lebih detil, seperti misalnya pawai pemakaman, atau ambience kesedihan yang amat sangat.

Hal lain yang perlu diperhatikan dengan baik adalah bagaimana kita bisa focus dan konsentrasi pada: ritme-nya, alur dan tempo, kerapihan dan melodi, dan kemudian bisa bicara soal struktur dari bagian, yaitu, logikan, desain, dan tekstur lagu.

Menulis

Kemudian buat kamu yang suka menulis musik, belum tentu wartawan musik juga, hal lain yang perlu diperhatikan ketika menulis soal musik adalah Identifikasi “roh” musik.  Cobalah untuk menangkap rohnya, apakah live atau recording biasa.

Intinya di sini adalah:  informasikan kepada pembaca tentang bagaimana Anda menemukan performa yang unik, dan artistik. Mungkin Anda melihat bahwa salah satu unsur kinerja berdiri terpisah.

Ingat, tujuan penulis adalah untuk memberitahu pembaca mengapa kinerja yang unik ini perlu diungkap. Ini berarti mendapatkan persepsi utuh dari pelaku musikal itu dan menjelaskan mengapa ia melakukan cara itu. Pastikan untuk menuliskan apa yang telinga kita dengar saja.

Sebagai penulis musik [kadang ada yang menyebut kritikus musik, meski pengertian dua hal ini cukup berbeda], kita hanya bisa membuat orang berpikir. Kita tidak bisa mengubah selera orang.


Sumber: AirPutihku

cek band/ daerahmu disini:

bali, bandung, bogor, bojonegoro, depok, jakarta, jember, kudus, lumajang, makassar, malang, pamekasan, probolinggo, purwokerto, semarang, situbondo, sumenep, surabaya, tangerang, dll.
supported by deditsabit