mau band kamu ada disini? atau lagumu dishare disini? GRATIS....!!! buat anak band yang dah punya lagu sendiri n pengen dishare ke temen-temen laen, disini tempatnya...

ikuti aturan mainnya:
1. kirimkan lagu jadi dengan audio mixing yang normal dilengkapi dengan profil band via email ke: deditsabit@gmail.com
2. beri judul emailnya dengan nama "BAND"
3. konfirmasikan pengiriman via chatbox yang tersedia di sebelah kiri
4. ditunggu hingga proses penyuntingan selesai untuk diluncurkan...

jika ada perubahan dengan lagu, data atau lagunya tidak ingin dipublikasikan di blog ini lagi, segera hubungi admin, atas kerjasamanya kami sampaikan terima kasih dan salam tiga jari untuk mengharumkan citra musik Indonesia...

Photobucket

Post

Musik Loe, Musik Gue, [Nggak] End!


Oleh: Djoko Moernantyo


JUJUR, saya memang tak bisa main musik. Palingan cuma gitar, itupun hanya  genjrang-genjreng sekadar buat nongkrong di halaman rumah. Lagu yang paling jago? Standarlah, kalo nggak Iwan Fals, Koes Plus atau Ungu gitu deh.  Jangan kasih saya lagu-lagu band-band sangar kaya Iron Maiden, Motley Crue, Guns’N Roses, atau Dewa19. Asli, saya akan menyerah. Nggak bisa.

++

Mau diapain lagi, karena memang skill saya Cuma itu. Yang agak mendingan, kalau nyanyi nggak fals. Lumayanlah kalau di Karaoke nggak malu-maluin. Berapa banyak sih yang punya kekurangan seperti saya diluar sana? Sok-sok jadi pengamat musik, tapi sebenarnya Cuma tahu teori yang dibaca dari banyak buku. Oh ya, untungnya juga saya hobi baca, jadi soal teori masih sedikit mendinganlah.

Tapi berani-beraninya saya nulis dan bicara soal musik ya? Ada yang melarangkah orang-orang yang tidak menguasai alat musik untuk ngomong soal musik? Ok, mari bicara soal musik. Beberapa kawan memang tidak menguasai alat musik, tapi diberi kelebihan telinga yang peka, rasa yang amat sensitive dan imajinasi musikal yang luarbiasa. Hasilnya, mereka –kawan-kawan saya itu—menjadi lebih punya skill ketimbang mereka-mereka yang mengaku punya skill tapi tidak punya “nyawa musikal” itu.

Musik, menurut J.D Robb –seorang novelis thriller—bukan sekadar sekumpulan not yang dijalin menjadi satu. Musik itu kehidupan. Kenangan. Lagu dapat memicu timbulnya reaksi spesifik, dan tidak jarang adalah harapan. Musik adalah serangkaian emosi dan gairah.  Artikulasinya, musik tidak hanya bicara soal skill dan kemampuan memainkan alatnya saja, tapi lebih dalam lagi. Musik itu bicara soal permainan dan memainkan perasaan.

Musik mempunyai cerita dalam perasaan kita, dan perasaan kita lah yang memainkan perasaan tersebut. Musik membawa kenyamanan  dan bisa juga membawa ketidaknyamanan, semuanya bergantung pada apakah perasaan yang kita bawa. Inilah musik, inilah perasaan manusia, dan inilah suatu bentuk seni dalam diri kita sendiri.

Kalau melihat cerita-cerita sejarah, yang berhubungan dengan musik, fungsi hiburan dari musik itu ternyata hanya sebagian kecil dari keseluruhan fungsinya. Kaum Celtic di Skotlandia misalnya. Mereka berangkat ke medan perang dengan membawa bagpipes. Alat musik itu sama pentingnya dengan kapak besar yang mereka jadikan senjata.  Kemudian suku-suku asli Afrika yang hendak berperang menggugah semangat dengan menabuh genderang. Para budak dapat bertahan hidup dengan lagu-lagu rohani, dan sudah berabad-abad lamanya kaum lelaki merayu perempuan dengan musik. Kesimpulannya, musik itu bisa mempermainkan pikiran.

 Jadi siapa sejatinya pemilik musik itu? Apakah mereka yang punya skill nggilani  dan bikin orang berdecak kagum? Tentu saja tidak. Selalu ada orang dan ruang untuk musisi-musisi “gagal” seperti saya dan mungkin Anda. Selalu ada ruang untuk manusia yang suka dan mengerti musik, tapi nggak bisa main musik seperti saya dan mungkin Anda juga.

Mainkan musikmu dan nikmati perasaanmu, apapun itu…

Sumber: AirPutihku

cek band/ daerahmu disini:

bali, bandung, bogor, bojonegoro, depok, jakarta, jember, kudus, lumajang, makassar, malang, pamekasan, probolinggo, purwokerto, semarang, situbondo, sumenep, surabaya, tangerang, dll.
supported by deditsabit