
Musisi & Kentut
Oleh: Djoko Moernantyo
SIAPAPUN akan menganggap kentut adalah tindakan yang tidak sopan dan kurang ajar. Apalagi kalau kemudian diimbuhi dengan aroma yang menyesakkan dada. Gas buang dari dalam tubuh ini memang “senjata ampuh” untuk “mengacaukan” suasana. Segala sumpah serapah dan caci maki biasanya langsung bermunculan tatkala terdengar suara kentut.
Tapi tahukah kita mengapa Tuhan repot-repot menciptakan tubuh manusia dengan asesorisnya termasuk persoalan kentut tadi? Mengapa harus ada bau “busuk” seiring keluarnya kentut tadi? Pernahkah kita iseng-iseng melihat dari sisi lain diluar pandangan tidak sopan dan kurang ajar tadi?
Dari sisi kesehatan, saya melihat itu semua dari sudut pandang ‘keseimbangan’. Metabolisme tubuh tak bisa selamanya dipertahankan di dalam. Ibarat mesin, harus ada asap knalpot atau oli yang diganti. Begitu juga dengan kentut. Ketika seseorang tidak bisa kentut, sebenarnya dia punya persoalan dengan metabolisme tubuhnya. Kasarnya, ada yang tidak beres dengan system pencernaan [dan pengeluaran] pada tubuhnya. Artinya juga, dia tidak punya keseimbangan ‘pemasukan’ [makanan] dan ‘pengeluaran’ [proses metabolisme]. Idem ditto berarti tubuhnya tidak sehat.

Bebahagialah Anda yang bisa menikmati kentut, karena Anda bisa menikmati keseimbangan. Pesan yang sederhana, tapi tak pernah terjangkau. Bagaimana dengan kamu sebagai musisi?
Sumber: AirPutihku